Sunday, May 23, 2010

IMPLEMENTASI LAPORAN KEUANGAN LABA RUGI KOMPREHENSIF DI CHINA

Ascaryan Rafinda C1C007017
Riki Vanandisya S C1C007135
Fikar Andrian Aziz C1C007091

Pendahuluan
Berdasarkan laporan laba rugi US GAAP, terdapat perbedaan antara penghasilan terealisasi dari transaksi dan biaya historis yang terjadi dalam periode waktu, dengan prinsip akrual, prinsip realisasi dan prinsip penandingan yang sudah diakui oleh banyak study empiris. Namun dengan perkembangan ekonomi, bermunculannya perusahaan multinasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat prinsip – prinsip dalam laba rugi US GAAP terlalu konservatif untuk mengevaluasi suatu operasi perusahaan dan biaya historis sudah tidak dapat menggambarkan keadaan aset suatu perusahan sebenarnya. Oleh karena itu muncul solusi baru untuk mengikuti perkembangan berbagai hal yang menuntut arus informasi yang berkualitas berupa konsep Laba/Rugi Komprehensif yang dapat menjawab semua pertanyaan tersebut.
Pemabasan dalam jurnal ini meliputi pertama kita akan membicarakan mengenai karakteristik dari laba rugi komprehensif dan pengaplikasiannya di berbagai belahan dunia, setelah itu menganalisa sistem pelaporan keuangan di China saat ini, selanjutnya bagaimana saran yang tepat agar laporan laba rugi komprehensif di China dapat diaplikasikan secara efektif.
Pembahasan
Dengan berkembangnya perekonomian, ilmu dan tekonologi, serta perkembangan kebutuhan informasi bagi stakeholder perusahaan maka laporan laba/rugi yang sudah diakui secara general dirasa kurang relevan untuk memenuhi arus informasi keuangan. Oleh karena itu ada sebuah konsep yang ditawarkan oleh IASB berupa laporan laba rugi komprehensif yang dirasa dapat lebih memberikan gambaran secara menyeluruh terhadap stakeholder. Seiring berjalannya waktu IASB dengan International Financial Reporting Standar dimana didalamnya terdapat konsep Laba / Rugi Komprehensif yang nantinya akan menggantikan Laba / Rugi konsep GAAP sudah mulai diakui secara internasional. Itulah yang menjadi dasar mengapa China yang terkenal akan perdagangannya harus merubah konsep laba ruginya menjadi laba rugi komprehensif.
Karakteristik Laba Rugi komprehensif :
Menurut SFAS 3 dari Financial Accounting Standards Board (FASB) inti dari laba komprehensif adalah menggunakan fair value dalam menilai aset dan liabilitas selain biaya historis.
Dan menurut SFAS 130, "pendapatan komprehensif lainnya" Other Comprehensive Income (OCI) adalah bagian dari pendapatan komprehensif total tetapi umumnya dikecualikan dari pendapatan bersih.
Perbandingan laporan laba rugi konservatif dengan laba rugi komprehensif :
1. Laba komprehensif lebih menyeluruh. Laba komprehensif mencakup perubahan ekuitas pemilik dalam jangka waktu yang ditetapkan lebih lengkap dari pada hanya menambahkan investasi dari pemilik dan didistribusikan kepada pemilik. Ini terdiri dari dua bagian, lababersih, laba dari laba US GAAP yang terlihat, dan laba komprehensif lainnya yang tidak termasuk laba komprehensif US GAAP.
2. Dasar perspektif dari laba komprehensif adalah aset dan kewajiban bukan pendapatan dan biaya, laba komprehensifmengaplikasikan perpektif aset-liabilitis untuk mengakui laba, dibandingkan dengan perpektif pendapatan dan biaya yang diaplikasikan di laba US GAAP.
3. Aspek pengukuran tidak sebatas hanya biaya historis saja, namun harga pasar juga dapat digunakan sebagai optional
Tiga jenis Perspektif Laba rugi komprehensif:
1. Dua jenis statement ( laporan laba rugi dan laporan laba rugi komprehensif) tujuan adanya laba rugi kompehensif untuk menjelaskan informasi lebih detail dalam laporan laba rugi
2. Dua jenis statement ( Laporan laba rugi dan laporan laba rugi komprehensif ekstended ) dalam laba rugi komprehensif ekstended tidak hanya laba bersih namun juga penghasilan komprehensif lainnya yang menampung semua jenis pendapatan baik sudah terealisasi maupun belum.
3. Menjadi bagian dari laporan ekuitas pemegang saham
Ketiga cara tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu dengan harapan dapat menyajikan laporan laba rugi komprehensif yang lebih menyeluruh dan lebih informatif.
Ketika suatu sistem pelaporan akan diimplementasikan dalam suatu negara, maka perlu digambarkan dahulu mengenai keadaan Laporan Keuangan yang terdapat di China :
(1) biaya historis sebagai atribut pengukuran utama. Menurut (China Accounting Standard) CAS, aset harus dicatat sebesar harga perolehan pada saat memperoleh aset. Meskipun perubahan harga, kecuali ditentukan lain oleh negara, nilai buku tidak boleh disesuaikan. Sebagai instrumen keuangan, beberapa dapat dicatat sebesar nilai pasar pada akhir periode, dan belum direalisasi memegang Keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai wajar seperti yang tersedia untuk dijual harus diungkapkan dalam bagian ekuitas neraca.
(2) Pendapatan diakui berdasarkan prinsip realisasi. Menurut prinsip realisasi dan ketentuan terkait
standar akuntansi untuk perusahaan, usaha rasional harus mengakui pendapatan dan laba catatan diwujudkan dalam waktu. Dengan standar akuntansi untuk perusahaan - penghasilan regulasi, pendapatan untuk barang dijual atau jasa diberikan harus diakui pada saat kondisi istimewa dapat terpenuhi. Lain keuntungan atau kerugian seperti penilaian kembali tanaman aset, memegang laba yang tersedia untuk dijual dicatat ke dalam cadangan neraca modal.
(3) Laba bersih atau laba merupakan indikator utama dari valuasi kinerja bisnis. Menurut Perusahaan China, kegiatan usaha yang seperti penerbitan surat berharga seperti saham, suspensi dan perusahaan yang terdaftar dinilai terutama dengan menggunakan profit indeks. Perhatian khusus untuk keuntungan tertentu apabila dapat menghasilkan kualitas neraca yang realistis, telah menjadi masalah yang sangat penting. Saat ini, laba merupakan indikator utama dari valuasi performa bisnis.
Dalam mengimplementasikan suatu sistem baru tentu tidak dapat secara langsung diaplikasikan di negara tersebut, oleh karena itu ada dua tahap yang sebaiknya China lakukan dalam mengimplementasikan Laba Komprehensif :
1. Pernyataan tentang laporan ekuitas pemegang saham harus dipersiapkan dengan matang, dengan melaporkan semua perubahan bunga, yang mana laba komprehensif lain seperti laba yang belum terealisasi atau rugi harus disajikan lebih detail. Walaupun dalam standar akuntansi yang baru laporam pemegang saham dilaporkan sebagai laporan tambahan, bagaimanapun langkah awal dalam mengaplikasikan laporan laba komprehensif sebagai bagian dari laba komprehensif, laba komprehensif lain harus dilaporkan terpisah dari bagian modal lain – lain.
2. Langkah kedua untuk mengembangkan laba rugi menjadi laba rugi extended. Mengkombinasikan laporan laba rugi komprehensif lain dan laba rugi saat ini menjadi satu laporan laba rugi lengkap. Lalu laporan laba rugi yang lengkap dapat disusun. Laba rugi komprehensif menggunakan atribut fair value. Faktanya dalam standar yang baru untuk entitas bisnis, fair value digunakan dalam beberapa standar seperti debt restructuring, the exchanger of non-monetary assets, etc. Dalam mengimplementasikan Fair Value akan meningkatkan kualitas dari laporan laba rugi komprehensif.

Critical Review
Dalam jurnal ini yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai laba rugi komprehensif menurut IFRS untuk diterapkan di Cina namun, dalam jurnal ini kurang menggambarkan secara detail perbedaan yang mendasar mengenai perbedaan laba rugi menurut CSA dan laba rugi menurut IFRS berdasarkan karakteristik dan prinsip yang dianut sehingga kita dapat lebih detail mengetahui kendala-kendala yang akan terjadi dan antisipasinya, seperti :
1.Dalam IFRS prinsip reliable lebih diutamakan daripada relevansi laporan keuangan karena penggunaan konsep fair valuedapat lebih mengga,barkan keadaaan perusahaan saat ini (reliable), namun tidak ada bukti otentik yang relevan bila dibandingkan dengan historical cost yang memiliki bukti berupa faktur pembelian suatu aset perusahaan sebagai bukti yang relevan.
2.Penghapusan pos-pos luar biasa dalam IFRS tetapi dengan mensegrasikan item-item secara terpisah yang dipercaya akan merefleksikan performa perusahaan lebih informatif.
3.Pada pos expense lebih diklasifikasikan dalam naturenya, misalnya CGS lebih dirinci lagi menjadi material cost, direct labour, dan overhead agar lebih disclosure.

Referensi
Liu, Xiaoyan and Yunan Liu; 2009; International Journal of Marketing Studies. Applying Reporting of Comprehensive Income in China; www.ccsenet.org/journal.html
http://www.ifrsaccounting.com/ifrsincomestatement.html

1 comment: